EAS APSI D - 5025211028

 EAS APSI D

Keysa Anadea Aqiva Ajie (5025211028)

SOAL 
Cafe Ijjo adalah restoran yang populer dan sibuk di kota besar. Restoran ini melayani berbagai jenis makanan dan minuman, dan memiliki berbagai layanan seperti makan di tempat, layanan pengiriman, dan pesanan online. Dalam mengelola operasional harian, restoran ini menghadapi beberapa tantangan, antara lain kesulitan dalam mengelola inventaris, mengatur pesanan, memantau kinerja karyawan, dan melacak data pelanggan.

Untuk menyelesaikan tantangan tersebut, owner Cafe Ijjo ingin membuat aplikasi Sistem Informasi.Tujuan pengembangan aplikasi sistem informasi adalah untuk memperbaiki efisiensi dan efektivitas operasional restoran. Aplikasi ini akan membantu dalam mengelola inventaris, pesanan, pembayaran, dan data pelanggan, serta menyediakan berbagai fitur yang dapat meningkatkan pengalaman pelanggan dan memudahkan pengelolaan restoran.
  • Tuliskan kebutuhan sistem informasi apa saja yang ingin dimiliki oleh Cafe Ijjo
  • Buatlah tahapan yang harus dilalui di dalam membangun aplikasi sistem restoran
  • Apa yang dimaksud dengan model analisis? Ruang lingkup model analisis apa saja?
  • Apakah fungsi model Desain. Yang termasuk model desain sebutkan

JAWABAN

Tuliskan kebutuhan sistem informasi apa saja yang ingin dimiliki oleh Cafe Ijjo

Berikut adalah beberapa kebutuhan sistem informasi yang ingin dimiliki oleh Cafe Ijjo:

Manajemen Inventaris: Cafe Ijjo perlu sistem yang dapat mengelola dan memantau inventaris restoran, mencatat stok makanan dan minuman, serta memberikan notifikasi saat stok sedikit atau habis. Sistem ini akan membantu mengoptimalkan pengelolaan persediaan dan menghindari kekurangan stok.

Pengaturan Pesanan: Cafe Ijjo membutuhkan sistem yang dapat mengatur pesanan dari pelanggan dengan efisien. Sistem ini harus memungkinkan pelanggan memesan makanan dan minuman, memesan meja, serta memproses pembayaran. Pengaturan pesanan yang efektif akan membantu meningkatkan kepuasan pelanggan dan mengoptimalkan pengalaman pengguna.

Manajemen Pelanggan: Cafe Ijjo perlu memiliki sistem yang dapat melacak dan mengelola data pelanggan, termasuk informasi kontak, preferensi makanan, riwayat pesanan, dan preferensi khusus lainnya. Dengan sistem ini, Cafe Ijjo dapat memberikan layanan yang lebih personal dan membangun hubungan yang lebih kuat dengan pelanggan.

Pengelolaan Karyawan: Cafe Ijjo memerlukan sistem yang dapat membantu dalam manajemen karyawan, termasuk penjadwalan jadwal kerja, pemantauan absensi, dan penilaian kinerja. Sistem ini akan membantu meningkatkan efisiensi operasional dan pengelolaan sumber daya manusia di restoran.

Setiap kebutuhan sistem informasi tersebut bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional Cafe Ijjo, meningkatkan pengalaman pelanggan, dan membantu pengelola dalam mengambil keputusan yang lebih baik berdasarkan data yang tersedia.


Buatlah tahapan yang harus dilalui di dalam membangun aplikasi sistem restoran

Untuk membangun aplikasi sistem, kita harus memilih metodologi, disini metode yang digunakan untuk membuat sistem informasi ini adalah System Development Life Cycle (SDLC) dengan metodologi waterfall development model. SDLC (System Development Life Cycle) adalah proses yang digunakan untuk memahami bagaimana sistem informasi dapat mendukung kebutuhan bisnis, merancang, membangun, dan memberikan sistem kepada pengguna. SDLC terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan dan seleksi, analisis, desain, implementasi, dan operasional. 

Dalam SDLC, sistem dibangun secara bertahap untuk memahami dan memilih kondisi dan proses yang diperlukan agar dapat memenuhi kebutuhan pengguna. Model waterfall atau Classic Life Cycle adalah model yang mengadopsi pendekatan sistematis dan berurutan dalam pengembangan sistem. Model ini dimulai dengan identifikasi kebutuhan sistem, kemudian dilanjutkan dengan tahap perencanaan, analisis, desain, implementasi, dan pengujian. Disebut waterfall karena setiap tahap harus menunggu selesainya tahap sebelumnya dan berjalan secara berurutan. Model waterfall merupakan model klasik yang sistematis dan berurutan dalam membangun perangkat lunak.

Berikut adalah tahapan yang harus dilalui dalam membangun aplikasi sistem restoran secara profesional:

Tahap Perencanaan:
Pada tahap ini, dilakukan analisis mendalam untuk memahami kebutuhan sistem restoran. Dokumen rencana kegiatan dan sistem request dibuat untuk menjelaskan secara detail kebutuhan pengguna terhadap sistem. Selain itu, ruang lingkup sistem restoran juga ditentukan dengan jelas.

Tahap Analisis:
Tahap ini melibatkan analisis menyeluruh terhadap masalah yang ada dalam operasional restoran. Solusi yang efektif dan efisien ditemukan melalui metode analisis yang komprehensif. Use case, activity diagram, CRC cards, class diagram, dan sequence diagram digunakan untuk menggambarkan alur kerja sistem secara rinci.

Tahap Desain:
Pada tahap ini, perancangan sistem restoran dilakukan dengan hati-hati. Rancangan perangkat keras, perangkat lunak, antarmuka pengguna, dan basis data disusun secara detail. Desain antarmuka yang intuitif, physical data model yang efisien, dan perancangan tabel dan fungsional yang tepat menjadi fokus utama dalam tahap ini.

Tahap Implementasi:
Tahap ini melibatkan implementasi rancangan sistem yang telah dirancang sebelumnya. Basis data dibangun sesuai dengan skema rancangan yang telah disusun. Aplikasi sistem restoran dikembangkan berdasarkan desain yang telah ditetapkan. Kode program ditulis dan pengujian sistem dilakukan secara menyeluruh. Hasil pengujian digunakan untuk memperbaiki dan memperbaiki aplikasi.

Tahap System:
Setelah implementasi, tahap operasional dimulai. Sistem restoran yang telah dibangun dipelihara dan diperbarui secara berkala. Pemeliharaan rutin dilakukan untuk memastikan sistem berjalan dengan baik. Penanganan masalah dan pemecahan bug dilakukan secara proaktif. Pembaruan sistem dilakukan untuk meningkatkan kinerja dan keamanan.

Melalui tahapan ini, aplikasi sistem restoran dapat dikembangkan dengan profesional, memenuhi kebutuhan bisnis, dan memberikan pengalaman yang optimal bagi pengguna.


Apa yang dimaksud dengan model analisis? Ruang lingkup model analisis apa saja?

Dalam konteks sistem informasi, model analisis merujuk pada metode atau kerangka kerja yang digunakan untuk menganalisis dan memahami kebutuhan, proses, dan persyaratan sistem yang akan dikembangkan. Model analisis membantu dalam menggambarkan dan mengorganisir informasi yang diperlukan untuk merancang sistem informasi yang efektif.

Ruang lingkup model analisis dapat mencakup beberapa aspek berikut:

Menentukan kebutuhan:
Langkah pertama dalam model analisis adalah menentukan kebutuhan sistem yang akan dibangun. Ini melibatkan mengumpulkan informasi dari pemangku kepentingan (stakeholders) yang terlibat dalam proyek, seperti pengguna akhir, pemilik bisnis, dan pengembang. Tujuannya adalah untuk memahami tujuan proyek, kebutuhan fungsional dan nonfungsional, serta batasan dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh sistem yang akan dibangun.

Analisis Use Case:
Analisis Use Case melibatkan mengidentifikasi dan menganalisis berbagai skenario penggunaan atau interaksi antara pengguna dan sistem. Use case adalah representasi dari tindakan dan respons yang terjadi saat pengguna berinteraksi dengan sistem. Dalam analisis use case, pengembang mengidentifikasi aktor-aktor yang terlibat, menjelaskan tujuan pengguna dalam setiap interaksi, dan menentukan alur kerja yang diharapkan. Hal ini membantu dalam memahami secara rinci bagaimana sistem akan berinteraksi dengan pengguna dan memenuhi kebutuhan pengguna.

Pemodelan proses (Process Modeling):
Pemodelan proses melibatkan menganalisis dan menggambarkan alur kerja atau proses bisnis yang terjadi dalam sistem. Tujuan dari pemodelan proses adalah untuk memahami bagaimana informasi dan aktivitas bergerak melalui sistem, mengidentifikasi langkah-langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas, dan mengoptimalkan proses bisnis yang ada. Alat yang umum digunakan dalam pemodelan proses termasuk diagram aliran data (data flow diagram) dan diagram aliran kerja (workflow diagram).

Pemodelan Data (Data Modeling):
Pemodelan data melibatkan menganalisis dan merancang struktur data yang akan digunakan oleh sistem. Tujuannya adalah untuk memahami kebutuhan data, mengidentifikasi entitas dan atribut yang relevan, dan merancang skema database yang tepat. Pemodelan data membantu dalam mengorganisir dan memahami bagaimana data akan disimpan, diolah, dan diakses dalam sistem. Alat yang umum digunakan dalam pemodelan data termasuk diagram entitas-hubungan (entity-relationship diagram) dan skema basis data (database schema). 

Ruang lingkup model analisis dapat bervariasi tergantung pada kebutuhan dan kompleksitas sistem informasi yang akan dikembangkan. Dalam setiap proyek, analisis yang komprehensif dan baik sangat penting untuk memahami kebutuhan dan persyaratan pengguna, serta merancang sistem yang optimal dan sesuai dengan tujuan bisnis.


Apakah fungsi model Desain. Yang termasuk model desain sebutkan

Model desain memiliki fungsi penting dalam merancang sistem berdasarkan requirements yang telah direkomendasikan. Tujuan dari model desain adalah menghasilkan desain yang mencakup beberapa aspek, seperti desain arsitektur aplikasi, desain interface pengguna, desain sistem basis data, dan integrasi sistem menjadi aplikasi yang lengkap.

a) Logical Design: Pada tahap logical design, fitur fungsional dari sistem dipilih berdasarkan tahapan analisis yang telah dilakukan. Desain logis ini mencakup pemilihan fitur dan menjelaskannya secara terpisah dari platform komputer yang akan digunakan. Hasil dari tahap ini adalah deskripsi fungsional yang mendetail mengenai data dan proses yang ada dalam sistem baru, serta deskripsi spesifikasi sistem yang lebih terperinci.

b) Physical Design: Setelah logical design selesai, spesifikasi yang telah dihasilkan akan diubah menjadi spesifikasi yang terkait dengan pemrograman dan pengembangan sistem. Pada tahap physical design, desain logis tersebut diterjemahkan menjadi deskripsi teknikal yang lebih rinci. Deskripsi ini mencakup deskripsi spesifikasi sistem yang lebih detail, termasuk spesifikasi teknis seperti pemrograman, pengembangan, dan implementasi sistem.

c) Conceptual Design (Desain Konseptual): Tahap awal dalam merancang sistem, di mana fokus utamanya adalah memahami secara konseptual tentang sistem yang akan dibangun. Desain konseptual ini mencakup pemilihan fitur utama, pengaturan komponen sistem, dan pemetaan interaksi antara komponen-komponen tersebut.

d) DFD (Data Flow Diagram): DFD digunakan dalam tahap logical design untuk menggambarkan aliran data dalam sistem. DFD membantu memodelkan dan menggambarkan bagaimana data dikumpulkan, diproses, dan disebarkan dalam sistem, dengan menggunakan simbol-simbol yang mewakili proses, aliran data, entitas eksternal, dan penyimpanan data.

Dengan menggunakan model desain yang mencakup logical design, physical design, conceptual design, dan DFD, pengembang dapat merancang sistem secara holistik dengan memperhatikan berbagai aspek yang dibutuhkan. Hal ini memastikan bahwa desain sistem sesuai dengan kebutuhan yang telah ditentukan dan dapat diimplementasikan dengan baik.


Model analisis dari studi kasus di atas

a. Requirement Definition

b. Use Case Diagram



Model desain dari studi kasus di atas

a. DFD



b. CDM



c. LDM





d. PDM






Dokumentasikan dalam bentuk video presentasi kemudian diembeded di blog.






PPT EAS ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI by KEYSANADEA


Komentar

Postingan populer dari blog ini

ETS PPL A_KEYSA ANADEA

TUGAS 2 PPB - KEYSA ANADEA 5025211028

TUGAS 2 - PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK (A)